Diknas Siap Selenggarakan UASBN SD
BANDAR LAMPUNG (Lampost): Dinas Pendidikan Provinsi Lampung siap menyelenggarakan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) untuk tingkat sekolah dasar/madrasah ibtidaiah/SDLB pada 13--15 Mei mendatang.
UASBN yang baru kali pertama digelar ini mengujikan tiga pelajaran; Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta akan diikuti 156.081 siswa. Jumlah itu terdiri dari 144.483 siswa SD, 11.548 siswa madrasah ibtidaiah (MI), dan 50 siswa SDLB. Untuk jadwal susulannya berlangsung pada 21--23 Mei nanti.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Lampung Hery Suliyanto, secara teknis penyelenggaran UASBN telah siap. Pada H-2 (Jumat, 9-5) soal-soal tersebut sudah didistribusikan di 11 kabupaten/kota. Selanjutnya kabupaten/kota yang akan mendistribusikan ke sekolah-sekolah.
Sementara itu, untuk pengawasan akan diserahkan kepada setiap kabupaten/kota dan tidak melibatkan tim pemantau independen. "Seperti masalah penempatan pengawasan silang, kami juga menyerahkan sepenuhnya kepada setiap kabupaten/kota," ujar dia, kemarin (6-5).
Ia menguraikan untuk soal ujian dibuat 75% dibuat provinsi dan 25% oleh pusat. Sebanyak 75% soal tersebut dibuat guru-guru bidang studi dari 11 kabupaten dan kota. "Jadi soal UASBN 75 persennya dibuat guru bidang studi masing-masing dari kabupaten dan kota. Kemudian dikumpulkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan 25 persen dibuat pusat. Jadi untuk UASBN SD kunci jawabannya ada di Dinas Pendidikan Provinsi," ujar dia.
Dengan demikian, soal-soal yang diujikan pada UASBN dipastikan sesuai dengan kondisi di setiap daerah. "Karena soalnya lebih banyak dibuat guru-guru per mata studi dari setiap daerah. Namun, dalam pembuatannya, para guru ini didampingi langsung oleh BNSP," ujarnya.
Untuk itulah ia mengharapkan tingkat kelulusan UASBN mencapai 100 persen. "Apalagi memang kami selalu memberikan sosialisasi dan meminta kepala SD/MI/SDLB masing-masing untuk mempersiapkan diri. Sebab, mau tidak mau, kebijakan ini harus berjalan. Makanya ini harus dipersiapkan dengan serius," kata Kasi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Maydasuri.
Sementara itu, penentuan nilai angka kelulusan (passing grade) UASBN ditetapkan berdasar pada standar sekolah masing-masing. Dengan demikian, standar untuk sekolah unggulan dan sekolah yang ada di daerah berbeda. Hal ini sesuai dengan Permendiknas No. 39 Tahun 2007 bahwa penentuan angka rata-rata kelulusan SD ditentukan sekolah masing-masing. "Hal ini mungkin karena ujian akhir untuk SD adalah ujian akhir sekolah yang dibuat standar nasional sehingga belum menuju ujian akhir nasional seperti yang diberlakukan pada tingkatan SMP dan SMA," kata Maydasuri.
Ia mengakui kendati UASBN belum sepenuhnya ujian nasional, pencapaian kompetensi lulusan dilakukan secara nasional pada mata pelajaran yang diujikan. "Sebab itu, UASBN juga untuk pemetaan mutu satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan dasar pembinaan serta pemberian bantuan kepada satuan pendidikan." n UNI/S-2
UASBN yang baru kali pertama digelar ini mengujikan tiga pelajaran; Bahasa Indonesia, Matematika, dan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) serta akan diikuti 156.081 siswa. Jumlah itu terdiri dari 144.483 siswa SD, 11.548 siswa madrasah ibtidaiah (MI), dan 50 siswa SDLB. Untuk jadwal susulannya berlangsung pada 21--23 Mei nanti.
Menurut Kepala Dinas Pendidikan Lampung Hery Suliyanto, secara teknis penyelenggaran UASBN telah siap. Pada H-2 (Jumat, 9-5) soal-soal tersebut sudah didistribusikan di 11 kabupaten/kota. Selanjutnya kabupaten/kota yang akan mendistribusikan ke sekolah-sekolah.
Sementara itu, untuk pengawasan akan diserahkan kepada setiap kabupaten/kota dan tidak melibatkan tim pemantau independen. "Seperti masalah penempatan pengawasan silang, kami juga menyerahkan sepenuhnya kepada setiap kabupaten/kota," ujar dia, kemarin (6-5).
Ia menguraikan untuk soal ujian dibuat 75% dibuat provinsi dan 25% oleh pusat. Sebanyak 75% soal tersebut dibuat guru-guru bidang studi dari 11 kabupaten dan kota. "Jadi soal UASBN 75 persennya dibuat guru bidang studi masing-masing dari kabupaten dan kota. Kemudian dikumpulkan ke Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Sedangkan 25 persen dibuat pusat. Jadi untuk UASBN SD kunci jawabannya ada di Dinas Pendidikan Provinsi," ujar dia.
Dengan demikian, soal-soal yang diujikan pada UASBN dipastikan sesuai dengan kondisi di setiap daerah. "Karena soalnya lebih banyak dibuat guru-guru per mata studi dari setiap daerah. Namun, dalam pembuatannya, para guru ini didampingi langsung oleh BNSP," ujarnya.
Untuk itulah ia mengharapkan tingkat kelulusan UASBN mencapai 100 persen. "Apalagi memang kami selalu memberikan sosialisasi dan meminta kepala SD/MI/SDLB masing-masing untuk mempersiapkan diri. Sebab, mau tidak mau, kebijakan ini harus berjalan. Makanya ini harus dipersiapkan dengan serius," kata Kasi Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Provinsi Lampung, Maydasuri.
Sementara itu, penentuan nilai angka kelulusan (passing grade) UASBN ditetapkan berdasar pada standar sekolah masing-masing. Dengan demikian, standar untuk sekolah unggulan dan sekolah yang ada di daerah berbeda. Hal ini sesuai dengan Permendiknas No. 39 Tahun 2007 bahwa penentuan angka rata-rata kelulusan SD ditentukan sekolah masing-masing. "Hal ini mungkin karena ujian akhir untuk SD adalah ujian akhir sekolah yang dibuat standar nasional sehingga belum menuju ujian akhir nasional seperti yang diberlakukan pada tingkatan SMP dan SMA," kata Maydasuri.
Ia mengakui kendati UASBN belum sepenuhnya ujian nasional, pencapaian kompetensi lulusan dilakukan secara nasional pada mata pelajaran yang diujikan. "Sebab itu, UASBN juga untuk pemetaan mutu satuan pendidikan, dasar seleksi masuk jenjang pendidikan berikutnya, dan dasar pembinaan serta pemberian bantuan kepada satuan pendidikan." n UNI/S-2
0 Post a Comment:
Posting Komentar